Makanan Khas Banyumas



Hai teman-teman ^^ Sebelumnya aku mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436H Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Kalau selama ini banyak salah-salah kata mohon maaf yang sebesar-besarnya ya ^^ Mungkin sebagian teman-teman masih ada yang menghabiskan waktu liburannya, selamat menikmati liburannya, atau mungkin sebagian sudah ada yang kembali beraktifitas seperti semula, selamat menjalankan aktifitasnya ^^ 

Untuk Lebaran kali ini aku juga mudik ke kampung halaman di Purwokerto, dan baru kembali ke Jakarta kemarin. Oleh-oleh yang paling berkesan untuk mudik kali ini adalah macet hehehe ... lumayan pegel juga ya harus duduk dalam kendaraan selama 17 jam ~,~ Tapi seperti yang sudah-sudah apapun kondisinya mudik tetap menyenangkan buat aku ^^ 

Seperti biasa, saat mudik aku selalu pesan untuk dibuatkan makanan khas Banyumas, dan yang utama adalah makanan yang tak bisa ditemui ditempat lain. Sedikit cerita tentang makan khas di Banyumas. Salah satunya Tempe Mendoan dan Soto Banyumas adalah beberapa makanan khas, namun masih bisa dijumpai di kota lain, Jakarta misalnya. Walaupun kalau menurut aku tetap rasanya lebih enak yang ada di Purwokerto / Banyumas. 

Tempe Mendoan, banyak sekali di Jakarta yang menjual tempe mendoan, tapi tetap tak seenak kalau aku makan tempe mendoan di kampung halaman. Mungkin juga karena faktor bahan dasarnya yakni tempe yang berbeda dengan tempe yang dijual disana. 

Kemudian Soto Banyumas, aku pernah beberapa kali menjumpai dan mencicipi Soto Banyumas yang dijual di Jakarta. Walaupun sudah cukup untuk bisa mengobati rasa kangen akan Soto Banyumas, lagi-lagi rasanya tetap saja tak bisa menandingi yang ada di Purwoketo / Banyumas. Itu menurut aku lho ya ^^

Oya tentang Soto Banyumas, berbeda dengan soto dari daerah lain misal Soto Betawi, Soto Kudus, Soto Banjar dan yang lainnya, Soto Banyumas ini menggunakan bumbu kacang. Kuahnya bening tanpa santan, ada campuran ayam atau jeroan, tauge, kubis dan bihun. Kemudian dicampur dengan sedikit bumbu kacang, plus kerupuk mie. Rasanya ? Hmmmm nikmat hehehe ..... 

 Soto Banyumas

Kalau di Banyumas sendiri ada beberapa tempat penjual soto favorit aku. Untuk di kota Purwokerto ada di Jl. Bank. Dan didaerah Sokaraja, yang juga dikenal dengan Soto Sokaraja - nya ada banyak tempat, salah satunya Raja Lama dan Soto Kecik. Oya ..... kalau teman-teman sempat mampir ke sana langsung aja pesan dua mangkuk ya, karena satu mangkuk dijamin kurang ^_^

Nah ini ada satu lagi makanan khas yang tak bisa ditemui ditempat lain. Namanya Tempe Bongkrek ^^  Biasanya tempe bongkrek digoreng dengan dibalut tepung seperti tempe mendoan. Tempe Bongkrek ini makanan yang kontroversial kalau menurut aku. Sebab beberapa tahun yang lalu, saat aku masih kecil, makanan ini sempat dilarang beredar karena banyak yang keracunan. 

 Tempe Bongkrek

Seperti yang lansir Wikipedia. 
Tempe bongkrèk adalah salah satu jenis tempe dari Jawa Tengah, atau lebih populer lagi dari daerah Banyumas, yang dibuat dari kacang kedelai dan ampas kelapa. Tempe ini seringkali menyebabkan keracunan karena terkontaminasi oleh bakteri Burkholderia galdioli yang menghasilkan racun berupa asam bongkrek dan toxoflavin, serta memusnahkan jamur Rhizopus karena efek antibiotik dari asam bongkrek.

Dengan seringnya terjadi keracunan yang bisa menyebabkan korban jiwa, pemerintah melarang penjualan tempe ini. Namun pembuatan secara diam-diam terus dilakukan karena rasanya yang digemari. Biasanya penanda amannya tempe bongkrek adalah bau, tekstur, dan rasa yang baik. Tempe bongkrek yang berwarna kekuningan biasanya menjadi tanda keberadaan racun toxoflavin. Namun tempe bongkrek dengan warna yang normal masih menyimpan kemungkinan adanya bahaya.
Cerita tentang keracunan tempe bongkrek pernah dituangkan kisahnya dalam sebuah film yang berjudul ''Sang Penari". Film tersebut mengadaptasi dari sebuah novel trilogi "Ronggeng Dukuh Paruk" karya Achmad Tohari, novelis asal Banyumas yang mengharumkan nama Indonesia. Kebetulan Pak Achmad Tohari tetangga desa dan masih ada hubungan kerabat denganku.

Dalam film tersebut diceritakan sang penari, setelah joged atau kalau di Banyumas dikenal dengan istilah lengger, pada siang harinya makan tempe bongkrek yang merupakan makanan favorit pada saat itu (baca : sampai saat ini) akhirnya meninggal karena keracunan tempe bongkrek. Dan konon katanya cerita tersebut adalah kisah nyata, benar benar terjadi di wilayah karisidenan Banyumas. Nama dukuh paruk pun sampai saat ini masih ada, dan tempatnya tak jauh dari rumahku ^^


Mungkin untuk teman-teman yang juga berasal dari daerah Banyumas sudah tidak asing lagi dengan berita itu. Tapiiii lagi-lagi Tempe Bongkrek tetap saja digemari, walaupun jelas-jelas tak ada kandungan gizinya ^^ 

Sampai saat ini Tempe Bongkrek masih sangat mudah ditemui dan diperjual belikan secara bebas disana. Namun sekarang sudah tak ada lagi berita tentang keracunan tempe bongkrek, karena produksi tempe bongkrek sudah dalam pengawasan dan bimbingan dinas kesehatan terkait. Dan buat aku pribadi Tempe Bongkrek adalah makanan yang wajib ada saat pulang kampung. Mudah-mudahan tempe bongkrek akan tetap eksis selamanya, supaya anak cucu bisa merasakan betapa enaknya tempe bongkrek ^^

 Tempe Bongkrek

Itulah sekelumit cerita tentang makanan khas Banyumas. Buat teman-teman kalau pas kebetulan bertandang ke Banyumas jangan lupa icip-icip makanan khas Banyumas ya ^_^

Thank you for reading ^^